Penjagaan Allah Terhadap Bahasa Arab, Bahasa Al-Quran
Bahasa Al-Quran yaitu bahasa Arab sejak 14 abad yang lalu masih murni sampai sekarang
Bandingkan dalam waktu kurang 50 tahun saja bahasa indonesia sudah
beberap berubah dengan zaman buyut pejuang kita, bahasa bapak ibu kita
dgn bahasa anak zaman sekarang udah mulai berubah juga..
Begtu juga bahasa Inggris sekarang, di zaman ratu Elisabeth II jika dibandingkan dengan bahasa Inggris di zaman kakek-buyutnya, di zaman pertengahan yaitu King Arthur maka, sangat jauh berbeda
Begtu juga bahasa Inggris sekarang, di zaman ratu Elisabeth II jika dibandingkan dengan bahasa Inggris di zaman kakek-buyutnya, di zaman pertengahan yaitu King Arthur maka, sangat jauh berbeda
Berbeda dengan bahasa yang lain yang sudah punah atau hampir punah
sebagaimana bahasa Ibrani yaitu bahasa Taurat dan Injil, Bahasa
Sansekerta dan berbagai bahasa lokal dan daerah di dunia. Inilah
faktanya,
“Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang Kebudayaan (UNESCO)
menyatakan setiap satu bahasa punah setiap minggu. Pada akhir abad ini,
diperkirakan dunia akan kehilangan separuh dari 6,700. Salah satu bangsa
yang akan mengalamai hal itu adalah Kamboja. Di sana 19 bahasa lokalnya
telah dinyatakan hampir punah, dan kemungkinan besar banyak di
antaranya yang tidak akan bertahan dalam 90 tahun mendatang.”
[Sumber: http://www.asiacalling.kbr68h.com/in/berita/cambodia/1076-a-5000-year-old-language-in-cambodia-on-extinction-list]
[Sumber: http://www.asiacalling.kbr68h.com/in/berita/cambodia/1076-a-5000-year-old-language-in-cambodia-on-extinction-list]
Kita bisa melihat bukti bagaimana bahasa kromo Inggil/ bahasa halus
jawa sudah sangat jarang kita temui pemakaiannya. Begitu juga bahasa
halus Sasak Lombok. Sehingga jika seorang kakek buyut yang masih hidup
berbicara dengan bahasa halus kepada cucunya, mungkin cucunya agak
sedikit tidak paham. Begitu juga bukti bahwa terkadang satu bahasa
sekedar berbeda dialek saja sudah agak kurang “nyambung” jika berbicara
satu-sama lain.
Kita ambil juga contoh bahasa Inggris, dia sempat mengalami
kesenjangan sejarah yaitu mengalami perubahan yang cukup jauh dalam
setiap beberapa ratus tahun. Maka bahasa Inggris sekarang, di zaman ratu
Elisabeth II jika dibandingkan dengan bahasa Inggris di zaman
kakek-buyutnya, di zaman pertengahan yaitu King Arthur maka, sangat jauh
berbeda. Jika mereka bertemu dan berbicara maka akan susah “nyambung”.
Jangankan yang beratus-ratus tahun, bahasa kita yaitu bahasa Indonesia
belum lagi 100 tahun sejak kemerdekaan tahun 1945 sudah banyak berubah
dan belum lagi muncul bahasa gaul zaman sekarang seperti “nongkrong”,
“juragan”, “sundul”, “nyokap”, “bokek” dan lain-lain. Belum lagi
penyimpangan makna misalnya “cabut” bermakna “ayo pergi” dan lain-lain.
Maka belum ada yang seperti bahasa Arab, dimana dia termasuk salah
satu bahasa tertua dan tidak berubah, masih asli sejak zaman dulu dan
masih sama gaya bahasa, dialek utama, pengungkapannya. Walaupun ada
bermacam-macam dialek tetapi dialek asli yaitu apa yang dibilang
sekarang dialek Arab klasik tetap ada dan tidak berubah sampai saat ini.
Maka inilah salah satu bentuk penjagaan Allah terhadap Al-Quran yaitu dengan manjaga bahasanya. Allah Ta’ala berfirman.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Adz Dzikra [Al-Quran] dan kamilah yang akan menjaganya”. [QS Al Hijir : 9].
@Pogung Dalangan, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Media Sosial Kami